Thursday, June 21, 2012

born

mencoba lahir kembali di penatimur



=nDy==

Wednesday, June 6, 2012

cagub di warung jana

Hendardji Soepandji, calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, menyambangi tempat nongkrong wartawan Jakarta Timur.
Sekitar 30 jurnalis dari berbagai media massa di ibu kota menyambutnya di Mapolsek Jatinegara, Jalan Otto Iskandardinata, Selasa (29/5/2012) sekitar pukul 12.30 WIB.
Sambil menyantap Soto Betawi, mantan Danpuspom pun menjawab santai beberapa pertanyaan wartawan kepadanya.
Menurut Hendardji, daftar pemilih tetap (DPT) tidak boleh ada yang fiktif. DPT fiktif, tuturnya, tidak hanya data warga yang telah meninggal dunia masih tercatat, tapi juga warga yang seharusnya memiliki hak pilih menjadi tidak terdaftar.
Hal ini dialami oleh beberapa pendukungnya. Hendardji mengungkapkan, pendukungnya merupakan warga Jakarta yang sudah tinggal puluhan tahun di ibu kota, namun tak terdaftar.
"Ada yang aneh. Orang sudah meninggal masuk daftar. Ada pendukung saya sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta tidak masuk daftar. Koordinator kelurahan pendukung saya mau memasukkan nama itu tidak bisa.
Di kelurahan dipersulit, di kecamatan dipersulit juga. Kalau sampai KPUD dihambat juga, akan kami tempuh jalur hukum," tegas Hendardji.
Menanggapi masih carut-marutnya DPT, Hendardji sepakat dengan keputusan diundurnya penetapan DPT yang sedianya akan dilakukan pada 26 Mei lalu, menjadi 2 Juni 2012 mendatang.
Pengunduran waktu penetapan ini dilakukan dengana harapan KPU DKI dapat segera membenahi DPT.
"Tapi, pilkadanya tidak boleh diundur. Nanti gubernurnya menjabat selama 10 tahun," selorohnya.
Ditegaskan Hendardji, bila pendukungnya terus dihambat agar bisa masuk daftar pemilih, pihaknya sudah meyiapkan langkah hukum.
Tim Hendardji bakal menggugat KPU DKI tanpa partai pendukung pasangan lain, yang dikabarkan juga akan melakukan gugatan.
"Masalahnya kan beda-beda. Pendukung saya ya pendukung saya," cetusnya.
Permasalahan karut marutnya DPT, menurut Hendardji tidak terlepas dari tidak transparannya KPU DKI selama ini.
"KPU keterbukaannya tidak ada. Verifikasi KTP tidak pernah dibuka sampai sekarang, tanpa alasan yang jelas. Akibatnya, karena tidak pernah terbuka muncul di ujung soal DPT," paparnya
pena timur

Tuesday, June 5, 2012

salam kangen

kami ucapkan terimakasih atas partisipasi teman-teman yang sudah mau aktif dalam blog ini. sudah lama blog ini non aktif selama dua tahun...sekali lagi terimakasih...

stefanuss wange

pena timur

Sunday, June 3, 2012


Pizza Hut Minta Maaf kepada Penyerbu Gerai


TEMPO.COJakarta -Perwakilan Pizza Hut Cabang Makasar, Jatiwiringin Jakarta Timur mengatakan, mereka sudah minta maaf para gerombolan penyerbu restoran itu Jumat lalu. Menurut Leo, trainer di restoran Pizza Hut Cabang Makasar, peristiwa itu terjadi hanya karena kesalahpahaman.

"Itu karena kesalahpahaman saja. Kami sudah minta maaf kepada mereka," katanya ketika ditemui Tempo, Ahad 3 Juni 2012. Leo enggan menjelaskan secara rinci kesalahpahaman yang dimaksud. "Saya enggak bisa menjelaskan." Sementara, pihak manajer tidak dapat ditemui karena libur.

Leo cuma berkata, kejadian itu terkait ketidakpuasan gerombolan yang menyerbu. "Soal pelayanan, mereka merasa tidak puas. Wajar saja," dia berkilah. Padahal, ketika ditanya soal gerombolan itu makan di restoran atau tidak, dia mengelak menjawab. "Siapapun yang datang ke sini kan tamu," Leo menyambung.

Adapun Romi, koordinator vallet di Pizza Hut cabang Makasar membenarkan bahwa Jumat lalu, serombongan orang berciri warga suku dari Indonesia bagian timur datang ke restoran. "Sebelumnya juga ada yang silaturahmi ke sini, FBR, Forkabi, dan kemarin komunitas Ambon," ucap dia. "Mungkin melihat outlet baru, lalu mendatangi. Biasa saja."

Dikonfirmasi soal kedatangan FBR dan Forkabi, Leo membantah. "Enggak ada mereka ke sini."

Sebelumnya, Jumat lalu, 1 Juni 2012, sekira delapan orang mendatangi restoran Pizza Hut Jalan Jatiwaringin, Makasar, Jakarta Timur yang baru buka 31 Mei. Menurut keterangan seorang satpam di lokasi yang tak mau disebut namanya, orang-orang itu sempat membuat restoran porak-poranda dan pengunjung berlarian. (baca : Giliran Restoran Pizza Hut Diamuk Preman)

Tapi, Leo membantah soal ini. "Tidak ada piring atau gelas yang pecah," ujar dia. "Kalau seperti itu, kami sudah siagakan polisi di depan." Hari ini restoran beroperasi normal. Restoran tampak penuh diisi rombongan keluarga bersantap siang. Di halaman depan, hanya ada enam petugas parkir. Ketika Tempo menyambangi, tak terlihat satupun satpam di sana.

ATMI PERTIWI

Saturday, June 19, 2010




pena timur






pena timur
Posted by Picasa



pena timur